#BUAT_KAMU
1 Februari 2016. Di tanggal itu
gue mulai ngerasaain kehidupan dunia lain. Dunia lain yang gue maksud bukan
dunia lain yang ada di TV, tapi dunia lain yang belum pernah gue rasain selama
gue hidup. Di dunia yang baru gue mulai ini, gue masih kaku buat ngejalaninnya.
Gue masih beradaptasi sama suasana dan kondisi dunia baru gue. Dunia baru gue
ini sering orang bilang dua PKL. Dunia PKL itu dunia dimana lo yang masih
sekolah disuruh buat latihan kerja, dengan kata lain lo mraktekin semua ilmu
yang lo terima disekolah di dunia nyata yaitu di tempat PKL.
Awalnya berat banget buat gue
jalanin, karna gue dituntut harus memposisikan diri jadi orang dewasa yang
harus bekerja serius. Rasanya aneh aja, seorang siswi kaya gue yang hari-hari
main handphone sama laptop sekarang harus melakukan hal yang dilakukan oleh
seorang pekerja. Tapi lama kelamaan rasa-rasa itu udah pergi dari otak gue dan
beralih dengan mainsett yang menyenangkan sebagai pekerja. Rasa seneng itu
bukan hanya berasal dari material aja, non material juga ada seperti saat lo
ketawa bareng karyawan tempat PKL lo, lo makan bareng sambil berbagi cerita dan
banyak lagi. Hal yang paling gue senengin dari masa PKL ya itu dimana gue dapat
wujudin impian yang sulit gue capai. Impian yang sederhana dan sangat berarti
buat gue. Impian itu adalah punya seorang kakak. Impian itu terwujud di dunia
PKL. Di sana gue bisa punya banyak banget kakak yang dari kecil gue impikan.
Ada mas Bangun, mas Unggul, mas Narso, mas Oki, mas Rizki, mba Hikmah, mba Esi,
mas Wahyu, mas Rendra, mas Rono, mas Jito, mas Anang, mas Towo dan masih banyak
lagi. Mereka-mereka ini adalah orang-orang baru yang baru gue kenal dan sudah
gue anggap jadi kakak gue. Selain dapat wujudin impian gue, gue juga bisa move
on dari bayang-bayang cinta masalalu gue yang sangat menyakitkan. Di tempat PKL
gue nemuin rasa yang baru. Rasa cinta yang tumbuh lagi di hati gue. Emang sih
gue masih di bawah
umur. Tapi apa Tuhan melarang orang jatuh cinta. Tidak! Yang Tuhan larang itu
saat lo berniat buat bermaksiat sama orang yang lo suka itu. Dan satu kata yang
gak gue suka. Jangan dilihat dari umur gue yang baru 16 tahun, tapi apa dia tau
kalau keseriusan tidak bergantung pada umur. Cinta gue emang bukan cinta yang
akan terus maju sampai ke hal yang lebih serius, tapi cinta gue ini bukan cinta
monyet. Asal kalian tau gue suka sama orang itu bukan asal suka. Dan saat gue
sekali suka sama orang gue akan butuh waktu lama buat melupakannya. Jadi jangan
bilang kalo cinta gue cinta monyet.
90 hari udah berlalu, waktunya
gue pamit pulang dan kembali ke dunia lama gue, dunia sekolah. dunia dimana gue
kembali kerutinitas yang super cape.
Dunia dimana gue ketawa bareng sama anak-anak seusia gue. Ada sebuah
kata yang berbunyi, “memulai itu lebih gampang daripada mengakhiri”. Ini kata
yang menggambarkan saat hari terakhir gue PKL. Gue harus nglepasin temen-temen
baru dan keluarga baru gue. Rasanya pengen nangis, gak kuat buat ninggalin
mereka. Tapi satu kata yang masih gue gue percaya sampai saat ini. Di dalam
pertemuan pasti ada perpisahaan dan jika jodoh pasti akan bertemu kembali. Jadi gue disini mau minta maaf jika
selam gue PKL, gue banyak ngelakuin kesalahan, gak sopan, gak PKL malah mainan,
gak bantu-bantu malah jadi tukang ngrepotin, sering bikin kesel dan semua hal
negative yang gue lakuin. Gue bener-benr minta maaf untuk itu semua. Dan gue
terimakasih banget puat tiga bulannya. Di tiga bulain ini gue bias dapet banyak
ilmu kehidupan yang belum gue dapetin dimanapun. Gue bangga bias PKL di tempat
semenyenangkan kaya di situ dan kenapa gue harus malu kalo kerjaan gue itu
angkat gas, jual oli, jual minyak tanah dan jual yang lain. Gue malah bangga
karna gue bias punya pengalaman yang lebih banyak dan beda sama temen-temen
yang lain yang kerjaannya hanya di depan computer dan bergaul sama kertas. Gue
gak malu cerita pengalaman gue PKL karena pengalaman tiga bulan kemarin yang
telah membuat gue bisa nulis blog ini dan pengalaman itu yang udah melahirkan
heni yang baru. Yang lebih rajin, lebih menghargai pekerjaan, lebih mengharga
semuanya terutama arti sebuah senyuman kepada seseorang. PKL kemarin membuat
heni yang terkenal gak suka senyum dan galak menjadi pribadi yang mulai suka
senyum dan penyabar. Thank buat semuanya, mba hikmah, mba esi, mas unggul, mas
narso, mas wahyu, mas bangun dan semua pihak yang telah membentuk pribadi heni
yang baru ini. Dan saat-saat terakhir gue ini, gue ingin mbuatin sesuatu
buat kalian semua. Sesuatu yang sederhana tetapi itu keahlian gue. Walau jelek
dan gak sesuai gue minta maaf karna gue juga mash belajar.
Harapan yang tersirat
Indah tertata rapat
Kata cinta teumpat
Membuat hati terperanjat
Akan sesuatu yang berat
Wahai pujangga cinta
Akankah kau melihat
Tanda cinta yang tercatat
Inilak ungkapan hati yang terikat
Namamu terukir indah
Atas tinta berwarna merah
Ranum bak buah mangga
Sempurna seperti lingkaran
Oh menawan bak pangeran
Arah kaki tanpa tujuan
Rasa lelah tak tertahan
Berat yang dirasakan
Akankah ini berakhir
Nasib baik kapankah datang
Gundah ini kapankah hilang
Untuk apa kau dating
Namun jika kau akan menghilang
Untukmu aku ada
Napasku mengalun nada
Galaupun tlah tiada
Gembira yang sekarang ada
Untukmu aku ada
Lisan ini hanya namamu terucap
Entah kapan kita kan bersatu
Sampai kapan aku menunggu
Ini kah takdir diriku
Sabarkah yang harus kujalani
Akankah aku terus menanti
Rasa ini mulai mati
Akankah hidup kembali
Sungguh aku lelah
Andai ada sebuah cahaya
Terang benderang menembus sukma
Aku harap itu dia
Wahai pujangga cinta
Akankah aku menunggumu
Haruskan aku menunggu
Yakinkah aku padamu
Untuk menjad pendamping hidupmu
Kata cinta kuucapkan
Redah suara yang kuberikan
Drama kasih yang ku inginkan
Noda cinta kau torehkan
Valse or true i don’t care
Doaku slalu untukmu
Lisanku slalu terucap namamu
Bersama detak jangtungku
Tyada berhenti memanggilmu
Tanpamu aku lemah
Untukmu aku ada
Karnamu aku ada
Inikah pertanda
Rasa yang ada di dada
Memberontak memaksa
Akan sesuatu yang ingin dikata
Namun aku malu tuk berkata
Sorry buat karya puisi pendek gue
yang jelek ini, gue harap kalian suka. Dan maaf untuk pihak lain yang belum gue
buatin puisi namanya. Walaupun nama kalian gak gue buatin puisi, tapi nama
kalian akan menjadi puisi di hati gue.
Salam sayang,
HENI ISWANTARI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar